Filosofi Moral Immanuel Kant

Tergantung dilihat dari sudut pandang mana Immanuel Kant bisa jadi orang paling membosankan atau menjadi teladan untuk sosok yang produktif. Selama lebih dari 40 tahun, ia bangun setiap pagi pukul 5:00 pagi dan menulis tepat selama 3 jam. Kemudian mengajar di universitas yang sama tepat selama 4 jam. Setelah itu, makan siang di restoran yang sama setiap hari. Di sore hari, akan berjalan-jalan panjang melalui taman yang sama dengan rute yang sama, berangkat dan kembali ke rumah pada waktu yang sama setiap hari.
Kant menghabiskan seluruh hidupnya di Königsberg, Prusia. Bisa dikatakan tidak pernah meninggalkan kota itu, meskipun lokasi wisata seperti pantai hanya berjarak satu jam dari rumahnya tapi tidak pernah melihatnya.
Kant adalah sosok yang sangat efisien. Kebiasannya begitu rutin dan terasa seperti robot bahkan tetangganya sering bercanda bahwa mereka bisa mengetahui dengan menit yang pasti kapan kant akan meninggalkan apartemennya setiap hari. Dia akan berangkat untuk jalan-jalan hariannya pada pukul 3:30 sore, makan malam dengan teman yang sama setiap malam, dan kembali ke rumah untuk menyelesaikan pekerjaan dan tidur tepat pukul 10 malam.
"Ko hidupnya biasa aja? katanya filsuf hebat tapi ko sederhana? hidupnya boring banget, harusnya dia keluar dari zona nyaman, dsb"
Tetapi tahukah? Immanuel Kant adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah modern. Dia lebih banyak memberikan pengaruh dan perubahan melalui kamar kecil di apartemennya dibanding kebanyakan raja atau pemimpin sebelum dan sesudahnya.
Kita tinggal di masyarakat demokratis yang melindungi hak-hak individu, sebetulnya kita harus berterima kasih kepada Kant karena dia juga salah satu orang yang pertama mengusulkan badan pemerintahan global yang akan menjamin perdamaian di sebagian besar dunia yang menjadi cikal bakal PBB.
Selain itu Immanuel Kant juga merumuskan space and time sehingga kemudian menginspirasi penemuan Teori Relativitas dari Albert Einstein. Dia juga memiliki gagasan bahwa hewan berpotensi memiliki haknya sendiri. Dia menciptakan filosofi Estetika dan keindahan dan memecahkan perdebatan filosofis selama 200 tahun dalam rentang beberapa ratus halaman. Dia menemukan kembali filsafat moral dari atas ke bawah, menggulingkan gagasan yang telah menjadi dasar Peradaban Barat sejak Aristoteles.
Kant adalah seorang tokoh intelektual. Jika otak punya nyali, nyali Kant terbuat dari baja. Ide-idenya, terutama tentang etika, masih didiskusikan dan diperdebatkan di ribuan universitas saat ini.
Dan inilah yang ingin saya bicarakan: filsafat moral Kant dan mengapa itu penting sekarang. Kita mungkin berkata, "Apa itu Moral? Filsafat moral? Siapa peduli? Tunjukkan padaku matahari terbenam yang indah, kutipan inspiratif, atau meme kucing." Nah, justru itulah filsafat moral. Kapan pun kita mengatakan "siapa yang peduli?" atau "apa masalahnya?" pada dasarnya kita sedang mempertanyakan nilai sesuatu. Apakah itu sepadan dengan waktu dan perhatian kita?
Apakah itu lebih baik atau lebih buruk dari yang lain? Ini semua adalah pertanyaan tentang nilai, dan semuanya termasuk dalam payung filsafat moral. Filsafat moral kita menentukan apa yang kita hargai, apa yang kita pedulikan, dan apa yang tidak kita pedulikan. Dan nilai-nilai kita menentukan keputusan, tindakan, dan keyakinan kita. Oleh karena itu, filsafat moral berlaku untuk segala sesuatu dalam hidup kita.
Filsafat moral Kant unik dan berlawanan dengan intuisi. Kant percaya bahwa agar sesuatu menjadi baik, ia harus bersifat universal. Artinya, tidak boleh benar melakukan sesuatu dalam satu situasi dan salah melakukannya di situasi lain. Jika berbohong itu salah, maka harus selalu salah. Harus salah ketika semua orang melakukannya, titik. Jika tidak selalu benar atau selalu salah, maka itu tidak bisa menjadi prinsip etika yang valid. Kant menyebut prinsip-prinsip etika yang diuniversalkan ini imperatif kategoris: aturan untuk dijalani yang berlaku dalam semua konteks, dalam setiap situasi, untuk setiap manusia.
“Bertindaklah hanya sesuai dengan maksim (prinsip subjektif) yang melalui keinginan Anda sendiri dapat dijadikan sebagai sebuah Hukum Alam yang Universal.”
Sederhananya inilah aturan Kant: "Bertindaklah sedemikian rupa sehingga engkau memperlakukan umat manusia, baik dalam dirimu sendiri maupun dalam diri setiap orang lain, selalu sekaligus sebagai tujuan dan tidak pernah semata-mata sebagai sarana."
Kant percaya bahwa rasionalitas itu sakral. Maksudnya rasionalitas sebagai fakta bahwa kita adalah satu-satunya makhluk yang diketahui di alam semesta yang mampu membuat keputusan, menimbang pilihan, dan mempertimbangkan implikasi moral dari setiap tindakan.
Pada dasarnya, kesadaran. Satu-satunya hal yang membedakan kita dari seluruh alam semesta adalah kemampuan kita untuk memproses informasi dan bertindak secara sadar di dunia, dan ini baginya adalah hal yang istimewa. Ini sangat istimewa.
Kant juga mengatakan bahwa, "Tanpa rasionalitas, alam semesta akan sia-sia, percuma, dan tanpa tujuan." Bagi pikiran Kant, tanpa kecerdasan dan kebebasan untuk melatih kecerdasan itu, kita mungkin juga hanya sekelompok batu. Tidak ada yang akan berarti. Oleh karena itu, Kant percaya bahwa semua moralitas berasal dari perlindungan dan promosi kesadaran rasional dalam diri setiap individu.
Jadi, bagaimana kita melakukannya? Nah, aturan Kant di atas. Mari kita nyatakan kembali aturan Kant dalam bahasa yang lebih modern agar lebih mudah dicerna:
"Setiap orang tidak boleh diperlakukan hanya sebagai sarana untuk tujuan lain, tetapi juga diperlakukan sebagai tujuan itu sendiri."
Jadi gini contohnya saya lapar dan saya pengen makan ayam goreng. Saya masuk ke mobil dan berkendara ke KFC dan memesan paket ayam goreng favorit saya seperti biasa yang membuat saya sangat bahagia setiap minggu. Dalam situasi ini, makan ayam goreng adalah tujuan akhir saya. Itu adalah alasan utama mengapa saya melakukan segala hal lainnya. Masuk ke mobil, mengemudi, membeli bensin, dan seterusnya, semua hal yang saya lakukan untuk mendapatkan ayam goreng adalah sarana, yaitu hal-hal yang harus saya lakukan untuk mencapai tujuan saya.
Lalu Jika kita menelepon seorang teman untuk mengetahui kabarnya, menelepon mereka adalah sarana, mengetahui kabarnya adalah tujuan kita.
Sarana adalah hal-hal yang kita lakukan secara kondisional. Saya tidak ingin masuk ke mobil saya dan mengemudi, tetapi saya ingin ayam goreng, oleh karena itu mengemudi adalah sarana untuk tujuan ayam goreng saya.
Tujuan adalah sesuatu yang diinginkan demi diri sendiri. Itu adalah faktor pendorong yang menentukan keputusan dan perilaku kita.
Contoh lain: Berbohong itu salah karena kita menyesatkan perilaku sadar orang lain untuk mencapai tujuan kita sendiri. Oleh karena itu, kita memperlakukan orang itu sebagai sarana untuk tujuan kita sendiri. Ini yang membuat berbohong itu tidak etis.
Menipu tidak etis karena alasan yang sama. Kita melanggar harapan makhluk rasional dan berakal budi lainnya untuk tujuan pribadi kita sendiri. kita memperlakukan aturan dan harapan yang disepakati dengan orang lain sebagai sarana untuk tujuan pribadi kita sendiri. Itu salah. Kekerasan, sama saja.
Kita memperlakukan orang lain sebagai sarana untuk tujuan politik atau pribadi yang lebih besar. Buruk, sangat buruk. Rumusan Kant mencakup banyak hal yang kita pelajari dari teori moralitas, tetapi itu jauh, jauh melampaui moralitas akal sehat. Bukan cuma hal buruk tapi juga bisa melihat bahwa aturan Kant mungkin meluas ke hampir semua yang sudah kita anggap benar dan baik saat ini.
Implikasi Moral dari Aturan Kant
1. Kemalasan Kant tidak mengatakan untuk melakukan yang terbaik karena harga diri atau utilitas pribadi atau berkontribusi pada masyarakat atau apa pun. Tetapi dia berpendapat bahwa kita harus melakukan yang terbaik karena jika tidak berarti memperlakukan diri kita sendiri sebagai sarana daripada tujuan.
Ya, kita juga bisa loh memperlakukan diri sendiri sebagai sarana. Kita rebahan sambil scroll tiktok berjam-jam, sebetulnya kita sedang memperlakukan pikiran dan perhatian kita sebagai wadah kesenangan belaka.
Kita tidak memaksimalkan potensi diri kita dan kita malah menggunakan kesadaran hanya sebagai sarana untuk merangsang tujuan emosional. Ini tidak hanya buruk dan kurang bermanfaat, tetapi juga tidak etis. karena kita secara aktif menyakiti diri sendiri.
2. Kecanduan Kant tidak serta merta anti-kesenangan, dia juga merokok dan meminum alkohol. Namun, apa yang dia tentang adalah pelarian diri. Dia mengatakan bahwa menggunakan alkohol atau cara lain untuk melarikan diri dari kehidupan sendiri adalah tidak etis karena mengharuskan kita menggunakan pikiran rasional dan kebebasan sebagai sarana untuk tujuan lain, dalam hal ini, mabuk-mabukan.
Dia percaya bahwa penderitaan terkadang dibenarkan dan bahkan diperlukan dalam hidup. Kita cenderung menilai imoralitas kecanduan dari kerusakan yang ditimbulkannya pada orang lain, tetapi Kant meyakini kecanduan adalah bentuk kita yang terlalu memanjakan diri.
Dampak buruk kecanduan yang ditimbulkan pada orang lain hanya menjadi kerusakan tambahan. Tetapi menurutnya kecanduan adalah kegagalan untuk menghadapi realitas pikiran dan kesadaran, dan kegagalan ini mirip dengan berbohong kepada diri sendiri atau menipu diri sendiri dari potensi hidup yang berharga.
Dan bagi Kant, berbohong kepada diri sendiri sama tidak etisnya dengan berbohong kepada orang lain.
3. Menyenangkan Orang Lain
Oke, saya tahu bukan strategi yang baik untuk selalu menjilat orang, tetapi tidak etis? Benarkah? Bukankah bersikap sangat baik kepada orang dan membuat mereka bahagia adalah hal yang etis untuk dilakukan? Belum tentu.
Menyenangkan orang lain memaksa kita untuk mengubah tindakan dan ucapan kita agar tidak lagi mencerminkan apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan. Jadi di situ, kita sudah memperlakukan diri sendiri sebagai sarana daripada tujuan.
Tetapi menjadi lebih buruk karena jika Anda mengubah ucapan dan perilaku kita untuk membuat orang lain menyukai kita, maka kita juga memperlakukan mereka sebagai sarana untuk tujuan kita. Kita mengubah dan memanipulasi persepsi mereka tentang kita untuk mendapatkan respons yang menyenangkan dari mereka.
4. Fanatisme
Rasisme dan bentuk-bentuk kefanatikan lainnya adalah kasus buku teks tentang memperlakukan orang lain sebagai sarana daripada tujuan. Dia juga menjadi sangat anti-kolonialisme. Terlepas dari ras, kekerasan dan penindasan yang diperlukan untuk menaklukkan populasi akan menghancurkan kemanusiaan orang dalam prosesnya. Itu adalah lembaga tidak etis yamg paling awal.
Tahukah kamu Ini benar-benar radikal untuk saat itu, radikal sampai dianggap tidak masuk akal oleh banyak orang. Tetapi Kant beralasan bahwa satu-satunya cara untuk mencegah perang dan penindasan adalah dengan membentuk pemerintah internasional yang mengatur dan mengikat negara-negara bangsa bersama-sama. Berabad-abad kemudian, Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagian besar akan didasarkan pada visinya.
5. Kewajiban untuk Meningkatkan Diri
Kant berpendapat bahwa kita tidak bisa benar-benar mengetahui niat dan tujuan orang lain, sehingga sulit untuk menentukan apakah mereka pantas bahagia atau menderita. Selain itu, kita tidak bisa dengan pasti mengetahui bagaimana membuat orang lain bahagia karena kita tidak sepenuhnya memahami perasaan, nilai, atau harapan mereka. Kebahagiaan dan penderitaan juga sering tidak jelas dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, Kant menyarankan bahwa cara terbaik untuk memperbaiki dunia adalah dengan meningkatkan diri kita sendiri. Ini berarti mengembangkan kemampuan untuk mematuhi imperatif kategoris, yaitu prinsip moral yang harus diikuti tanpa syarat. Kant melihat peningkatan diri sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap individu.
Menurut Kant, kepatuhan pada moralitas tidak hanya membuat hidup kita lebih baik tetapi juga meningkatkan kehidupan orang-orang di sekitar kita. Misalnya, menjadi lebih jujur pada diri sendiri akan membuat kita lebih jujur dengan orang lain, yang kemudian akan mendorong mereka untuk lebih jujur pada diri mereka sendiri. Efek riak ini akan menghasilkan perubahan positif yang lebih besar di dunia daripada kebijakan atau lembaga terencana mana pun.
Dengan kata lain, memperbaiki diri sendiri adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang.
6. Kewajiban untuk Menghormati Diri Sendiri
Kant akan berpendapat bahwa merendahkan diri sendiri sama salahnya dengan merendahkan orang lain. Berbohong kepada diri sendiri sama tidak etisnya dengan berbohong kepada orang lain. Menyakiti diri sendiri sama menjijikkannya dengan menyakiti orang lain. Oleh karena itu, cinta diri dan perawatan diri bukanlah sesuatu yang hanya dipelajari atau dipraktikkan; itu adalah kewajiban etis yang harus dikembangkan dalam diri kita sendiri, bahkan jika itu adalah satu-satunya hal yang kita miliki.
Dampak dari Filsafat Kant
Filsafat Kant, meski memiliki inkonsistensi, tak diragukan lagi telah mengubah dunia. Fokusnya bukan pada apa yang kita lakukan, tetapi mengapa kita melakukannya.
Kant di masa mudanya sangat berbeda dengan citra kaku yang kita kenal. Dia dulunya suka berpesta, minum anggur, dan bermain kartu dengan teman-temannya. Perubahan drastis terjadi saat Kant berusia 40 tahun, ketika dia menyadari implikasi moral dari tindakannya. Dia memutuskan untuk tidak lagi menyia-nyiakan waktu dan potensi kesadarannya. Proses ini disebutnya sebagai pengembangan "karakter" - yaitu membangun kehidupan yang dirancang untuk memaksimalkan potensi diri.
Kant percaya bahwa kebanyakan dari kita baru bisa mengembangkan karakter sejati di usia paruh baya. Sebelumnya, kita masih terlalu terfokus pada keinginan dan terlalu sibuk mengejar sarana daripada tujuan sejati. Menguasai diri sendiri dan tindakan kita adalah kewajiban moral yang harus kita usahakan, meskipun mungkin sulit dicapai sepenuhnya. Inilah yang Kant yakini sebagai satu-satunya hal yang benar-benar penting untuk diusahakan dalam hidup.